WATAMPONE, BKM -- Kerusakan jalan di poros Makassar-Bone mulai diperbaiki. Hanya saja proses pengerjaannya terkesan dilakukan setengah hati dan asal jadi oleh kontraktor.
Jalan provinsi tersebut dikerjakan tidak lagi memenuhi standar konstruksi yang ada. Contohnya, pekerjaan lebih banyak dilakukan pada malam hari. Jarak tempuh pengangkutan aspal melebih jarak maksimal sesuai ketentuan, sehingga aspal dingin dan rawan hancur.
Selain itu, lapisan dasar jalan yang hendak diaspal tidak diberi lapisan aspal cair, yang mengakibatkan mudah pecah dan tidak melekat pada dasar aspal. Sementara pada ruas yang dianggap rawan longsor, juga tidak diberi lapisan pengalas yang maksimal.
Salah seorang tenaga pengawas lapangan PT Citratama Timurindo yang mengaku bernama Sudirman, ditemui saat sedang mengawasi pelaksanaan pekerjaan jalan di wilayah Kecamatan Camba, Kabupaten Maros pukul 04.00 dinihari. Dia mengaku proyek yang diawasinya saat ini lebih banyak dikerjakan pada malam hari. Jarak AMP (pemasak aspal) ke lokasi pekerjaan sejauh 100 kilometer.
''Kebanyakan kita bekerja malam. Soalnya kalau kerja siang banyak mobil yang lewat. Juga sering hujan. Kalau jarak AMP ke sini sekitar 100 kilometer lebih, karena berada di Bilibili, Gowa. Kondisi jalan yang mau dikerja juga memang sudah begini. Padahal sudah kita pringkot satu kali. Tapi bekasnya tidak ada karena terbawa hujan dan juga selalu dilalui mobil,'' jelas Sudirman.
Selain itu, perusahaan yang mengerjakan perbaikan jalan ini tidak memiliki papan proyek. Sedangkan direksi kit yang digunakan, juga bukan buatan kontraktor. Melainkan hanya memanfaatkan rumah penduduk.
Saat ditanya tentang perkembangan pelaksanaan proyeknya, Sudirman mengaku tidak tahu dan tidak bisa menjawab secara rinci. Sebab data yang diperlukan tersimpan di kantor pusat perusahaan tempatnya bekerja.
"Tidak ada papan proyeknya. Rumah yang kita tempati ini dijadikan direksi kit. Jadi kalau mau minta data proyek, semua ada di kantor pusat. Kami disini hanya pekerja,'' kilah Sudirman.
Apa yang dilakukan oleh PT Citratama Timurindo dalam pelaksanaan proyek rehabilitasi jalan antara Watampone-Makassar ini patut mendapat perhatian serus dari instansi terkait. Sebab jika tidak, dana milyaran rupiah yang terserap dalam pembangunan atau rehabilitasi jalan di proyek ini akan sia-sia.
Syamsuddin dari Lembaga Advokasi dan Kesejahteraan Rakyat (LAKRa), mengatakan seharusnya pelaksana proyek rehabilitasi jalan Watampone-Makassar diperiksa. Sebab setiap proyek harus ada papan proyek dan direksi kit. Apalagi ini proyek propinsi.
''Pelaksana proyek tidak memiliki itu, tapi tidak ada yang menegur. Saya curiga ada apa-apanya antara pemilik proyek dan pelaksananya,'' cetus Syamsuddin.
Sabtu, 02 Mei 2009
Jalan Poros Makassar-Bone Dikerja Asal Jadi
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comments :
0 komentar to “Jalan Poros Makassar-Bone Dikerja Asal Jadi”
Posting Komentar